Friday 22 January 2016

produksi bijih besi di Indonesia



Sudah diketahui secara luas bahwa bijih besi khusus Indonesia di Indonesia memliki kandungan karbon secara alami, hal ini memberikan profil tertentu terhadap Special Steel Indonesia, yakni kualitas yang kuat. Kualitas ini memberikan sifat keras. Dengan menurunnya harga baja di pasaran apalagi ditambah jumlah produksi yang sedikit, perusahaan perusahaan baja di Indonesia mengambil langkah untuk mengamankan sustainblity di pasar baja dunia. Banyak perusahaan baja Indonesia bergeser ke pasar yang lebih spesifik, yakni memasok produk yang disebut baja khusus atau lebih dikenal dengan istilah Special Steel.
proses special steel

Elemen yang paling mendasar dan utama dari baja adalah besi (ferrum), penambahan jumlah yang relatif sangat kecil dengan elemen - elemen lain dapat memberikan sifat – sifat tertentu pada baja. Special Steel sebenarnya adalah Alloy Steel dengan kebutuhan yang sangat khusus, maka itulah disebut “baja khusus”

Melalui produksi semua baja adalah “baja paduan” (alloy steel) karena adanya paduan elemen yang ditambahkan. Komoditas baja atau “stock” paling diminati adalah ”baja stainless”. Setiap baja stainless memiliki beberapa karakteristik; tergantung pada persentase kromium, yang kurang dari 10% sampai 25%. Secara komposisi baja stainless dibagi menjadi 3 groupus mengikuti sebagai Mereka Apakah
(1) Austenitic, mengandung kromium (mulai 16-20%) dan nikel (7-15%) serta penahan korosi 2% silikon.
(2) Feritik, hanya mengandung kromium saja dan tidak dapat dikeraskan melalui heat treatment.
(3) Martensitic, mengandung kromium dan dapat dan memiliki sifat yang feromagnetik (dapat ditarik oleh magnet).

Baja khusus di Indonesia memiliki kadar karbon alami oleh sebab itu untuk mencapai ,special steel dengan kualitas daktilitas dan ketangguhan, maka bijih besi harus ditambahkan elemen kimia. Kualitas daya tahan termasuk kualitas yang sulit dicapai bijih karena harus melalui proses pelepasan karbon. Oleh karena itu pengolahan Special Steel di Indonesia mengacu pada kualitas yang berbeda, dengan terlebih dahulu menggunakan tambahan kimia dalam proses manufaktur. Tambahan ini adalah sulfur dan fosfor sampai akhirnya mencapai kemurnian tertentu setelah itu baru ditambahkan elemen lain untuk memenuhi beberapa sifat yang diperlukan.

hasil produksi special steel
hasil produksi special steel
Arahan  produksi Special Steel di Indonesia terdiri atas 40% dari 2,6 juta ton (2013) ekspor baja dan perlahan meningkat volume-nya Setiap tahun sebesar 5% 2015. Hal ini disebabkan sifat kompetitif pasar baja di akibatoleh kelebihan pasokan. Dengan Meningkatkan baja khusus produksi akan benar-benar meningkatkan permintaan regional dengan memfokuskan pada pasar peminat yang klien terbatas.
Kepiawaian perusahaan perushaan dalam mengolah besi menjadi special steel adalah pada teknologi-nya. Diantara yang paling dikenal baik adalah perusahaan Jepang yang tidak menggunakan bahan kimia tambahan dan tidak meninggalkan residu, baik secara limbah maupun bentuk lainnya.

No comments:

Post a Comment