Sudah diketahui secara luas bahwa bijih besi khusus Indonesia di
Indonesia memliki kandungan karbon secara alami, hal ini memberikan profil
tertentu terhadap Special Steel Indonesia, yakni kualitas yang
kuat. Kualitas ini memberikan sifat keras. Dengan menurunnya harga
baja di pasaran apalagi ditambah jumlah produksi yang sedikit, perusahaan perusahaan
baja di Indonesia mengambil langkah untuk mengamankan sustainblity di pasar
baja dunia. Banyak perusahaan baja Indonesia bergeser ke pasar yang lebih
spesifik, yakni memasok produk yang disebut baja khusus atau lebih dikenal
dengan istilah Special Steel.
Elemen yang paling mendasar dan utama dari baja adalah besi
(ferrum), penambahan jumlah yang relatif sangat kecil dengan elemen - elemen
lain dapat memberikan sifat – sifat tertentu pada baja. Special Steel
sebenarnya adalah Alloy Steel dengan kebutuhan yang sangat khusus, maka itulah
disebut “baja khusus”
Melalui produksi semua baja adalah “baja paduan” (alloy steel) karena
adanya paduan elemen yang ditambahkan. Komoditas baja atau “stock” paling diminati
adalah ”baja stainless”. Setiap baja stainless memiliki beberapa
karakteristik; tergantung pada persentase kromium, yang kurang dari 10%
sampai 25%. Secara komposisi baja stainless dibagi menjadi 3 groupus
mengikuti sebagai Mereka Apakah
(1) Austenitic, mengandung kromium (mulai 16-20%) dan nikel
(7-15%) serta penahan korosi 2% silikon.
(2) Feritik, hanya mengandung kromium saja dan tidak dapat
dikeraskan melalui heat treatment.
(3) Martensitic, mengandung kromium dan dapat dan memiliki sifat yang
feromagnetik (dapat ditarik oleh magnet).
Baja khusus di Indonesia memiliki kadar karbon alami oleh sebab
itu untuk mencapai ,special steel dengan kualitas daktilitas dan ketangguhan, maka bijih besi harus
ditambahkan elemen kimia. Kualitas daya tahan termasuk kualitas yang sulit dicapai bijih
karena harus melalui proses pelepasan karbon. Oleh karena itu pengolahan Special Steel di Indonesia mengacu pada kualitas yang berbeda,
dengan terlebih dahulu menggunakan tambahan kimia dalam proses
manufaktur. Tambahan ini adalah sulfur dan fosfor sampai akhirnya mencapai
kemurnian tertentu setelah itu baru ditambahkan elemen lain untuk memenuhi beberapa
sifat yang diperlukan.
hasil produksi special steel |
Arahan produksi Special
Steel di Indonesia terdiri atas 40% dari 2,6 juta ton (2013) ekspor baja dan perlahan
meningkat volume-nya Setiap tahun sebesar 5% 2015. Hal ini disebabkan sifat
kompetitif pasar baja di akibatoleh kelebihan pasokan. Dengan Meningkatkan
baja khusus produksi akan benar-benar meningkatkan permintaan regional dengan memfokuskan
pada pasar peminat yang klien terbatas.
No comments:
Post a Comment